Select Menu
Select Menu

Favourite

Jawa Timur

Wisata

Culture

Transportasi Tradisional

Rumah Adat

Bali

Pantai

Seni Budaya

Kuliner

» » Kunci Sukses Sepak Bola Spanyol


Rumah Hijau 16.43 0

          Perhelatan akbar  sepak bola benua biru Eropa baru saja selesai kemarin, 2 Juli 2012. Semenjak opening ceremony, laga pembukaan antara tuan rumah Polandia kontra Yunani yang berakhir imbang hingga laga pamungkas yang mempertemukan antara dua negara dengan tradisi sepak bola yang sangat kuat, Italia versus Spanyol yang berakhir dengan kemenangan telak Spanyol 4-0 atas negeri pizza itu. Tentu ada banyak hal telah terjadi di sana, mulai dari kerusuhan antar supporter, pertandingan-pertandingan sepak bola berkelas dunia, kegembiraan dan kesedihan para pemain dan fans, semua bercampur aduk dalam Euro 2012 yang digelar di Polandia dan Ukraina ini.

Terlepas dari euforia Euro 2012 yang kini telah usai, postingan kali ini saya akan sedikit mengupas tentang latar belakang kesusksesan Spanyol, negara yang mencatatkan rekor baru dalam dunia sepak bola modern dengan mengemas hattrick gelar prestius antarnegara, dimulai dari menjuarai Euro 2008, berlanjut pada Piala Dunia 2010 dan yang terakhir kemarin yakni kembali berhasil mempertahankan titel sebagai King of European dalam Euro 2012. Spanyol kini adalah salah satu kekuatan baru sepak bola modern yang tidak hanya berjaya di Eropa tetapi juga dunia. Prestasi dan sejarah baru yang berhasil ditorehkan para Spanyol ini tidak lepas dari kesuksesan negara matador tersebut dalam membangun kekuatan tim dan sepak bola dalam negeri yang profesional.



Para pemain Spanyol merayakan kemenangan atas Italia pada final Euro 2012 (goal.com)

Tentu sangat menarik untuk berbicara mengenai sang juara bertahan Euro 2012 ini (Spanyol, pen). Saya katakan menarik karena sejatinya skuad inti Spanyol saat ini mayoritas diiisi oleh para pemain dari dua klub raksasa Spanyol yang selama ini dikenal memiliki rivalitas yang sangat tinggi. Ya, FC Barcelona dan Real Madrid. Dua klub besar Spanyol ini adalah penyumbang terbesar pemain bagi timnas negeri matador tersebut. dari kubu Barcelona menyumbang Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Victor Valdes, Gerard Pique, Sergio Busquet, Pedro Rodriques, Jordi Cesc Fabregas dan Alba (baru saja bergabung). Carlos Puyol dan David Vila bisa saja juga menjadi pemain inti timnas Spanyol andai saja kedua pemain Barcelona ini tidak dilanda cedera. Sedangkan dari kubu Real Madrid menyumbangkan Xabi Alonso, Sergio Ramos, Iker Casillas dan Arbeloa. Sisanya adalah beberapa pemain Spanyol yang bermain untuk beberapa klub lain di Spanyol dan juga negara-negara lain di Eropa.

Skuad Spanyol yang diperkuat mayoritas pemain Barca dan Madrid melahirkan ketakutan bagi para pendukung dan pelatih Spanyol sendiri, Vicente del Bosque. Tentu hal tersebut bukan tanpa alasan. Selama ini kedua klub tersebut selalu silih bergantian menjuarai La Liga Spanyol dan Copa del Rey. Rivalitas kedua klub bukan saja dalam ranah sepak bola semata, tetapi juga telah menjalar dalam politik. Bahkan bisa dibilang, masalah politik antara Catalan (Barcelona) dengan Castilia (Madrid) yang telah menciptakan pula rivalitas tingkat tinggi dalam laga El Classico (sebutan bagi pertandingan antara FC Barcelona dan Real Madird). Bangsa Catalan selama ini dikenal sebagai bangsa yang ingin memisahkan diri dari negeri Spanyol. Tindakan tersebut sejak lama terus mendapatkan perlawanan dari raja Spanyol dari masa ke masa. Latar belakang sejarah inilah yang telah memberikan ruang rivalitas dan kompetitif antarkedua klub elit dunnia tersebut.

Kendati memiliki sejarah panjang politik dan sepak bola yang kurang bagus, toh baik pemain Barca maupun Madrid dapat bekerja sama dalam satu tim hingga meraih titel tertinggi sepak bola Eropa dan dunia. Kunci kesuksesan tersebut ada dalam spirit kekeluargaan dan persaudaraan yang sangat tinggi. Para pemain, baik pemain Barca maupun Real Madrid dapat bersikap profesional dalam menghadapi situasi demikian. Mereka tentu sangat sadar dan tahu betul dalam situasi mana dan apa yang harus mereka lakukan. Rivalitas dalam level klub hilang begitu saja hilang ketika telah berbaju merah La Furia Roja. Semangat untuk membela tanah kelahiran, mengangkat dan memberi kebanggaan bagi negeri menjadi api pembakar semangat juang para punggawa timnas Spanyol.

Selain kekompakan dalam tim, salah satu kunci kesuksesan Spanyol dalam beberapa tahun terakhir ini tidak terlepas dari permainan tiki-taka. Sejatinya permainan tiki-taka ini adalah filosofi permainan FC Barcelona ketika pertama kali ditangani Johan Cruyf, legenda Barcelona sekaligus legenda timnas Belanda. Adalah Xavi dan Iniesta, dua punggawa Barcelona inilah yang membawa pengaruh positif bagi timnas Spanyol. Dua gelandang elegan El Barca ini ikut membawa filosofi tiki-taka dalam permainan Spanyol. Dengan tetap mempertahankan aliran dan penguasaan bola, serta umpan-umpan terukur, kedua pemain ini memberikan permainan indah berkelas dalam lapangan. Selain itu, beberapa pemain yang bukan merupakan pemain Barca dapat beradaptasi dengan cepat gaya sepak bola ala tiki-taka El Barca. Gaya permainan tiki-taka Spanyol ini terbilang sukses juga karena mayoritas pemain intinya diperkuat pemain Barcelona. Bahkan ada yang bilang bahwa Spanyol adalah Barca tanpa Messi.

Gaya tiki-taka ini sempat dikritik banyak pihak karena dipandang membosankan. Tetapi Xavi cs berhasil membungkam berbagai kritikan miring tersebut dan mampu mengakhiri kompetisi Euro 2012 ini dengan sangat manis. Keberhasilan Spanyol tersebut tidak lepas dari sikap konsisten dalam bermain dan juga kecerdikan sang pelatih Vicente del Bosque dalam meracik timnya.



We are the champions (republika.co.id)

     Tidak hanya itu saja, kunci kesuksesan Spanyol saat ini karena kebijaksanaan mereka dalam membina para pemain muda. Semua klub sepak bola Spanyol, baik yang berkompetisi si La Liga maupun divisi Primavera memiliki sekolah bola guna menjaring banyak anak muda Spanyol sehingga menjadi pesepakbola profesional yang handal. Paling tidak ada dua sekolah sepak bola yang memiliki reputasi bagus dalam mencetak para pemain muda yakni La Masia milik Barcelona dan Castilia miliknya Real Madrid. 

  Baik dari La Masia maupun Castilia dan berbagai sekolah bola di Spanyol menerapkan pendidikan sepak bola yang sangat disiplin  dan profesional. La Masia sendiri telah mencetak banyak pemain dunia seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez, Iniesta, Sergio Busquet, Cesc Fabregas, Victor Valdes, Puyol, Pique, Pedro Rodriques dan tidak ketinggalan pula sang mantan arsitek El Barca, Pep Guardiola. Kemampuan Spanyol dalam membina para pemain mudanya dan memberikan banyak kesempatan untuk bemain dalam kompetisi yang profesional telah memberikan banyak pelajaran dan kematangan bagi individu pemain tersebut. didukung dengan kompetisi liga yang sehat menjadikan para pemain semakin berkembang dan profesional.



Skuad Spanyol Euro 2012

  Pada sisi lain, postur tubuh para pemain Spanyol terbilang kurang ideal bagi seorang pemain sepak bola profesional. Banyak pemain Spanyol Spanyol yang sejatinya yang terbilang pendek seperti Xavi, Iniesta, David Vila, David Silva, Fabregas, Jordi Alba, Jesus Navas dan Pedro. Hal tersebut bukan menjadi kelemahan dan kekurangan mereka tetapi menjadi motivasi dan kekuatan bagi timnas Spanyol. Buktinya, para pemain mampu memberikan permainan sepak bola indah dan atraktif hingga mampu memberikan prestasi dan kebanggaan bagi negaranya. Dalam sepak bola modern, persoalan fisik mulai diabaikan dan lebih banyak adap skill dan teknik bermain.

  Berkaca dari kesuksesan Spanyol saat ini, tentu ada banyak pelajaran yang bisa kita petik. Spanyol kini mampu mencapai level tertinggi sepak bola dunia dengan berhasil menduduki rangking pertama dalam rangking sepak bola FIFA dengan berhasil mengoleksi 1456 point. Keberhasilan dan semangat juang Spanyol dalam membangun kekuatan sepak bola dalam negernya inilah yang perlu banyak kita contoh. Para pemain Spanyol memiliki postur tubuh yang sama dengan pemain Indonesia. Tetapi yang membedakannya adalah skill dan teknik bermain setiap individu. Hal inilah yang perlu terus dibangun. Sudah saatnya banyak diberikan kesempatan dan pelatihan sepak bola yang profesional bagi para pemain muda Indonesia. Selain itu, Indonesia perlu berbenah dalam manajemen sepak bola nasional, dalam hal ini PSSI. 

     Sebagai induk organisasi nasional, PSSI harus bisa menjadi motor penggerak revolusi sepak bola Indonesia untuk menjadi lebih baik. Bila federasi dalam negeri profesional dalam menangani pemain muda dan kompetisi maka akan berdampak bagus bagi kemajuan sepak bola tanah air. Ada banyak pemain muda Indonesia yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Untuk itu, perlu jeli dalam mengamati dan menjaring bibit-bibit unggul pesepakbola masa depan Indonesia. Apalagi kini semakin banyak klub elit dunia seperti Barcelona, Real Madird, Liverpool dan AC Milan yang sudah membuka sekolah bola di Indonesia. Ini adalah peluang besar bagi Indonesia dalam membina para pemain mudanya sesuai standar profesional sepak bola modern. sekali lagi, perlu bijak dalam menangani dan membangun sepak bola Indonesia saat ini dan di masa depan.

Maju terus sepak bola Indonesia, sudah saatnya Garuda terbang tinggi di angkasa...

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Silahkan berikan komentar Anda terkait artikel di atas.

Komentar yang bernuansa SARA atau SPAM akan kami remove.

Terima Kasih atas kunjungan Anda. Semoga bermanfaat !!!

Selalu pastikan Anda meng-update berbagai informasi terbaru blog ini.